Sinterklas, disebut juga Santa Clause, pamornya cukup mendunia di seluruh penjuru negeri. Kakek-kakek tua yang dicitrakan berjanggut putih lebat, berdahi lebar, serta berperut buncit tersebut dikenal gemar memberi hadiah kepada anak-anak.
Konon katanya, ia muncul tiap Natal dan selalu meletakkan hadiah untuk umat-umat di dunia di dalam kaus kaki yang telah disediakan pemilik rumah di dekat cerobong asap.
Lalu, Sinterklas akan meluncurkan kadonya lewat cerobong asap tersebut. Dari rumah ke rumah, ia keliling menggunakan kereta rusa. Sambil tertawa ho-ho-ho, dia menyambangi tiap-tiap cerobong asap di musim yang dingin.
Bila ditelaah lebih jauh, sebenarnya dari mana asalnya Sinterklas? Apakah ia benar ada? Atau hanya cerita rekaan yang dibuat oleh orang-orang zaman dulu?
Menurut berbagai sumber, Sinterklas bernama asli Nikolas. Ia adalah seorang uskup dari Myra..
Nikolas lahir di Kota Patara, dekat Laut Mediterania, pada abad ketiga. Konon kabarnya, ia tak punya kakak, juga tak punya adik. Ya, dialah penerus tunggal keluarganya. Dulu, menurut kabar burung, orang tua Nikolas sudah lama menanti kehamilan. Namun tak juga diberi. Setelah menunggu bertahun-tahun, akhirnya dikandunglah bayi Nikolas.
Kehadiran Nikolas dianggap sebagai anugerah bagi keluarganya.
Entah kebetulan atau tidak, pria yang tumbuh dewasa itu kian jadi manusia yang religius dan memiliki jiwa sosial tinggi. Karena itu, belum genap menginjak usia kepala dua, Nikolas sudah dinobatkan menjadi pastor.
Setelah beranjak dewasa, Nikolas lantas tinggal dan besar hingga menjadi uskup di Myra, yang kini menjadi bagian dari Demre, Turki. Semasa menjadi uskup dulu, Nikolas dikenal sebagai sosok yang sering sekali memberikan kado hadiah, baik kepada orang miskin maupun kepada anak-anak.
Untuk mengenang jasanya membagikan berkat bagi sesama, banyak orang mengingat hari lahir Nikolas.
Kebetulan, kelahirannya berdekatan dengan masa Natal, yakni pada 6 Desember. Sosok ini lantas dihubungkan dengan Natal. Jadi, sebelum Natal, Nikolas terkenal suka memberikan kado kepada sesamanya.
Sedangkan pakaian yang dikenakannya itu identik dengan jubah yang dipakai seorang imam. Tongkat gembala juga dicitrakan selalu dibawa. Secara fisik, Nikolas digambarkan memiliki rambut sedikit gondrong dengan warna cukup pirang.
Setelah wafat, orang-orang menganggapnya sebagai santa yang berjasa. Mitos tentang Sinterklas yang datang saat malam Natal pun terus-menerus berkembang sejak saat itu, bahkan setelah Nikolas tutup usia. Beragam bumbu menambah sedap keberadaan kisah Sinterklas. Ceritanya pun lantas disesuaikan dengan budaya dari masing-masing negara.
Lalu, bagaimana sikap gereja menanggapi kehadiran Sinterklas atau Nikolas?
Paus Paulus VI, pemimpin umat Katolik sedunia, kala itu tak yakin dengan kisah Nikolas. Sebab, ceritanya sangat simpang-siur. Belum lagi ditambahi dengan bumbu-bumbu cerita dari berbagai pihak. Karena itu, pada 1970, secara resmi Vatikan menghapus nama Sinterklas dari daftar orang-orang suci atau santo-santa.
Lalu, pada 5 Desember 1972, sisa tulang-tulang Nikolas dipindahkan ke Amerika. Hal ini dilakukan agar masyarakat tak terus terbayang-bayang dengan keberadaan Sinterklas.
Nah, kalau kamu, masih percaya
0 Response to "Siapa Sinterklas Yang Sebenarnya dan Bagaimana Sejarahnya?"
Posting Komentar