Ia merajai panggung basket dunia, tapi Michael Jordan tetaplah manusia biasa yang punya kisah dalam perjalanan hidupnya. (Getty Images/Stephen Dunn)
Michael Jordan memang legenda tak terbantahkan di dunia basket. Namun tak semudah membalikkan telapak tangan untuknya bisa meraih capaian itu.
Sepanjang jalannya mencapai sukses pun, Jordan menorehkan kisah menarik yang mungkin luput dari pemberitaan. Perjalanan hidup seorang pebasket ternama, juga memiliki keunikan layaknya pekerja biasa atau profesi lainnya.
Namun, tetap saja sosoknya yang mendunia, membuat kisah-kisah ini jadi jauh lebih menarik. Berikut beberapa hal tentang King of Chicago yang berhasil kami rangkai.
Sepanjang jalannya mencapai sukses pun, Jordan menorehkan kisah menarik yang mungkin luput dari pemberitaan. Perjalanan hidup seorang pebasket ternama, juga memiliki keunikan layaknya pekerja biasa atau profesi lainnya.
Namun, tetap saja sosoknya yang mendunia, membuat kisah-kisah ini jadi jauh lebih menarik. Berikut beberapa hal tentang King of Chicago yang berhasil kami rangkai.
Meski dalam keadaan sakit yang parah, Michael Jordan tetap mengusahakan bermain dan menampilkan kemampuan terbaiknya. (Getty Images/Jonathan Daniel)
Diduga Pernah Diracun
Anda pasti pernah dengar cerita “Flu game” yang konon menjadi bukti betapa basket adalah segalanya bagi Michael Jordan.Jordan tetap bermain membela Chicago Bulls melawan Jazz pada 1997. Padahal, saat itu ia tengah merasakan sakitnya yang terbilang parah.
Malam sebelum pertandingan, Jordan hanya menyantap sedikit pizza. Dini harinya, Jordan mengalami gangguan dan nyeri di bagian perut.
Obat penenang tak juga membuatnya tertidur. Merasakan ingin muntah dan tubuhnya panas dingin.
Pada pagi hari, saat waktu berlatih, Jordan terlalu lemah untuk ikut latihan. Ia mencoba tidur untuk mendapatkan tenaga baru yang semakin menipis. Jordan benar-benar tak bisa tidur.
Pukul 15.00 waktu setempat, tim Chicago Bulls berangkat ke stadion untuk melawan Jazz. Satu jam sebelum pertandingan, Jordan nyaris tak sadarkan diri.
Kantuk menyerangnya, dan ia memilih menenggak kopi yang kemudian memperparah dehidrasinya.
Jordan bermain selama 44 menit. Mencetak 38 angka, mengejar ketertinggalan 16 angka dari Jazz, termasuk tiga angka yang menentukan kemenangan Bulls di detik-detik akhir.
Bulls memenangkan pertandingan. Scottie Pippen memapahnya keluar lapangan.
Kala itu, penonton mengetahui bahwa Jordan sedang kurang sehat, tapi tak banyak yang benar-benar tahu risiko yang dihadapi sang bintang dengan memaksakan diri bermain saat itu.
Menariknya, sang mantan pelatih pribadi, Tim Grower menyebut bahwa Jordan diracun lewat pizza yang dimakannya.
Atas nama kemanusiaan, Michael Jordan menyumbangkan seluruh penghasilannya setahun pertama dari Washingtin Wizards untuk pemulihan korban tragedi WTC. (Getty Images/David Cannon)
Pebasket yang Dermawan
Pada 13 Januari 1999, Michael sempat memilih pensiun dari dunia basket. Namun, setahun kemudian ia kembali.Bukan sebagai pemain, ia kembali sebagai presiden operasional Washington Wizards.
Menjadi bintang sebagai pemain tak lantas membuatnya sukses di karier barunya ini.
Beberapa pemain yang direkrutnya tak berhasil tampil cemerlang di NBA. Sebut saja Kwame Brown dan Juwan Howard.
Wizards pun terpuruk. Hal itu membuat Jordan tak tahan untuk kembali turun ke lapangan.
Tepat pada 25 September 2001, Jordan pun kembali ke NBA dengan mengusung bendera Wizards. Kehadiran Jordan mampu membuat pundi-pundi Wizards menebal.
Seluruh tiket laga kandang Jordan bersama Wizards selalu ludes terjual. Meski dengan usia yang tak lagi terbilang muda, Jordan masih mampu jadi pemain terbaik di Wizards dengan 22.9 poin per pertandingan.
Kembalinya Jordan tak hanya membantu Wizards. Aksi Jordan bersama Wizards juga menjadi ajang amal baginya.
Jordan mendonasikan seluruh gaji di tahun pertama bersama Wizards untuk korban serangan menara kembar WTC.
Total penghasilan Jordan tahun itu adalah sebesar 1 juta dolar Amerika Serikat. "Hanya ini yang bisa saya lakukan," ujarnya kala itu.
Menurut Jordan, merawat diri ternyata tak hanya penting bagi kaum wanita, tapi juga kaum pria. (Getty Images/Mike Powell /Allsport)
Meni dan Pedi Setiap 10 Hari
Siapa bilang merawat diri itu hanya untuk kaum wanita saja. Buktinya, bintang olahraga basket, Michael Jordan pun meluangkan waktu untuk melakukannya.Jordan mengaku senang memanjakan dirinya dengan melakukan menicure dan pedicure. Kebiasaannya ini pernah diungkapkannya dalam sebuah wawancara dengan majalah gaya hidup.
Setidaknya, setiap sepuluh hari sekali, Jordan menyempatkan diri untuk menicure. Sementara untuk pedicure, ia melakukannya setiap satu bulan sekali.
Menurut Jordan, bukan hanya dirinya yang melakukan aktivitas tersebut. Banyak pemain juga melakukannya.
"Saat kami ke pusat kota di sore hari, ada waktu yang terbuang sia-sia dan kami isi dengan melakukan perawatan itu."
Meski berperawakan tegap, Jordan tak sungkan melakukan aktivitas yang disebut banyak orang dengan feminim.
Saat ini, lanjutnya, tak perlu takut melakukannya, karena sesungguhnya kaum pria juga membutuhkan hal itu.
Ia mengakui bahwa sekitar lebih dari 30 tahun lalu, ia menganggap hal ini hanya layak dilakukan wanita, tapi kini ia sadar bahwa pria juga harus menjaga kebersihan tubuhnya.
Persahabatan yang sesungguhnya tak pernah memilih siapa dan apa profesinya, terlebih ia mampu memberi yang terbaik untuk kita. (Getty Images/Jo)
Persahabatan dengan Seorang Sopir
Sisi manusia rendah hati yang dimiliki Jordan ternyata tak sebatas memberi sumbangan semata.Jordan diketahui sebagai orang yang tahu bagaimana harus berterima kasih atas bantuan yang telah dilakukan orang lain untuknya.
Hal itu tertuang dalam kisah persahabatannya dengan seorang pengemudi limousine yang memberinya tumpangan dengan tarif murah kala pertama kali menginjakkan kaki di Chicago.
Adalah George Koehler, sopir yang bersedia mengantarkan Michael Jordan saat baru tiba di Chicago. Saat itu, Chicago Bulls tak punya siapapun untuk menjemputnya di bandara.
Hanya dengan 25 dolar Amerika Serikat, Jordan bisa tiba ditujuan dengan selamat, bahkan sempat keliling kota dan singgah untuk minum kopi.
Koehler adalah anak muda yang juga menyukai olahraga basket. Saat itu, Koehler mengenalinya sebagai Larry Jordan, saudara laki-laki Michael Jordan.
Beberapa waktu kemudian, keduanya sering kongkow menghabiskan waktu bersama.
Menurut Koehler, puluhan tahun telah berlalu, dan ia tak lagi mengendarai limo untuk Jordan. "Kami masih berteman sangat dekat," ujar Koehler.
Sementara Jordan tak pernah melupakan bagaimana keduanya bertemu. "Koehler adalah orang pertama yang saya temui di Chicago."
Salah Satu Perceraian Termahal
Jordan dan Juanita Vanoy, mantan karyawan sebuah bank, menikah pada pertengahan 1989. Pernikahan pasangan ini berlangsung saat Jordan tengah berjaya di lapangan basket.
Pada 2002, keduanya mengajukan cerai dengan alasan tidak lagi ada kecocokan. Dari pernikahan tersebut, pasangan ini dikaruniai tiga anak.
Jordan pun diwajibkan menghidupi ketiga anaknya itu setelah kesepakatan cerai disetujui.
Uang yang harus dirogoh dari kocek Jordan disebut-sebut sebagai salah satu yang termahal di dunia. Biaya perceraian mereka pun luar biasa, 168 juta dolar AS.
Mereka bercerai dan mengurus pembagian harta sesuai kesepakatan di lembar perjanjian pranikah. Isinya, Vanoy berhak atas dua per tiga kekataan Jordan.
Totalnya, Vanoy mendapat 168 juta atau sekitar Rp 1,5 triliun, dan lahan seluas tujuh hektare.
0 Response to "Lima Kisah di Balik Nama Besar Michael Jordan"
Posting Komentar